Sudah sepuluh hari Nenek menunaikan ibadah umroh, tiba saatnya hari ini kepulangan beliau. Anak cucunya begitu bersemangat menyambut kepulangan beliau. Senja itu, bandara tak seperti biasanya. Para penjemput begitu banyak memadati area di depan pintu keluar kedatangan.
Kegelisahan para penjemput ini tampak dari riuhnya orang yang lalu-lalang bolak-balik melihat papan pengumuman kedatangan pesawat. Memang dikabarkan pesawat yang ditumpangi rombongan jamaah umroh mengalami delay. Sepertinya ini imbas dari meletusnya yang meletus beberapa hari lalu. Sehingga jadwal penerbangan belum bisa berjalan normal.
Di beberapa daerah sebagian orang yang baru pulang beribadah umroh atau haji selalu dijemput oleh begitu banyak anggota keluarga bahkan ada yang sudah menyiapkan jamuan makan untuk syukuran kepulangannya.
Yang seperti dalam Islam ini terdapat dalam beberapa dalil yang mengatakan bahwa para sahabat Rasulullah menyambut kedatangan beliau dari safar atau ketika masuk ke sebuah kota.
Hadis dari Ibnu Abbas RA, juga menceritakan ketika Rasulullah datang di Mekah. Dalam shahihnya, Abdullah bin Ja’far mengatakan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila pulang dari safar, kami menyambutnya. Beliau menghampiriku, Hasan, dan Husain, lalu beliau menggendong salah satu diantara kami di depan, dan yang lain mengikuti di belakang beliau, hingga kami masuk kota Madinah. (HR. Muslim 6422).
Namun untuk acara jamuan makan dalam rangka syukuran penyambutan orang yang baru pulang safar, haji atau umroh disebut an-Naqi’ah. Sebagian ulama mengajurkan untuk mengadakan acara jamuan makan untuk syukuran pulangnya seorang musafir.
An-Nawawi mengatakan, diadakan untuk mengadakan naqi’ah, yaitu hidangan makanan yang digelar sepulang safar. Baik yang menyediakan makanan itu orang yang baru pulang safar atau disediakan orang lain… diantara yang menjadi dalil hal ini adalah hadis Jabir Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallamketika tiba dari Madinah sepulang safar, beliau menyembelih onta atau sapi. (HR. Bukhari). (al-Majmu’, 4/400)
Boleh saja menyambut jamaah haji saat datang, karena ini bisa menjadi motivasi lainnya untuk berhaji. Namun sekarang mulai berkurang sekarang, tidak ada lagi jamuan makan namun penyambutan di bandara atau asrama haji masih banyak terlihat.